Misteri Rumah Putih Lolos dari Terjangan Longsor Banjarnegara - Sebuah rumah yang berada di lokasi longsor di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Karangkobar Banjarnegara terbebaskan dari banjir yang sempat menerjang kawasan tersebut.
Banjir itu disebabkan hujan lebat yang terjadi pada Selasa 16 Desember 2014, sekira pukul 16.25 WIB. Perkampungan besar yang telah rata dengan tanah itu kembali direndam arus besar yang berasal dari atas bukit.
Namun, saat air bah itu meluncur, air justru membelok menjadi dua arah melawati samping kanan dan kiri rumah Fatimah.
"Saya lihat langsung kejadian sore tadi. Sungguh keajaiban, tepat di pohon Aren atas rumah Fatimah, air mengalir deras menjadi dua aliran sungai, " kata Andi (28), saksi mata saat berbincang kepada VIVAnews di Kecamatan Karangkobar.
Saat itu, puluhan warga yang masih di lokasi langsung diminta menjauh dari lokasi yang sebelumnya dilakukan poses evakuasi. Warga pun panik karena saat peristiwa terjadi hujan masih sangat lebat. "Kata petugas, khawatir ada longsor susulan, " imbuh dia.
Longsor yang melanda dukuh Jemblung, Jumat, 12 Desember lalu menyisakan keajaiban. Rumah Fatimah, wanita yang tengah hamil 9 bulan berhasil terhindar dari longsor yang jatuh dari atas bukit, tepat di atas rumahnya. Sementara 56 rumah lain telah rata dengan tanah.
Keajaiban juga terjadi bagi Fatimah yang ditemukan selamat, setelah terendam lumpur sedalam satu meter. Saat kejadian, ibu satu anak itu tengah memetik sayuran di kebun yang berada persis di atas pekarangan rumahnya.
Guru mengaji
Ihwal rumah Fatimah yang berdiri kokoh usai di terjang longsor, beberapa hari terakhir sempat menjadi perbincangan khalayak ramai. Informasi yang dihimpun VIVAnews dari sejumlah warga yang mengetahui seluk beluk desa Jemblung, Fatimah diketahui sebagai guru mengaji.
"Banyak anak-anak yang sering ngaji di rumah Fatimah. Kayak TPQ begitu. Dan Fatimah biasanya yang ngajarin ngaji, " kata Suyoto, warga Karangkobar.
Kini, Fatimah yang tengah hamil 9 bulan harus tinggal di tempat Sanis (70)neneknya, yang tinggal jauh di luar Dukuh Jemblung. Suami, anak, ibu mertua, ayah mertua dan ayah kandungnya telah dinyatakan meninggal dalam bencana maha dahsyat itu.
Longsor Banjarnegara |
Banjir itu disebabkan hujan lebat yang terjadi pada Selasa 16 Desember 2014, sekira pukul 16.25 WIB. Perkampungan besar yang telah rata dengan tanah itu kembali direndam arus besar yang berasal dari atas bukit.
Namun, saat air bah itu meluncur, air justru membelok menjadi dua arah melawati samping kanan dan kiri rumah Fatimah.
"Saya lihat langsung kejadian sore tadi. Sungguh keajaiban, tepat di pohon Aren atas rumah Fatimah, air mengalir deras menjadi dua aliran sungai, " kata Andi (28), saksi mata saat berbincang kepada VIVAnews di Kecamatan Karangkobar.
Saat itu, puluhan warga yang masih di lokasi langsung diminta menjauh dari lokasi yang sebelumnya dilakukan poses evakuasi. Warga pun panik karena saat peristiwa terjadi hujan masih sangat lebat. "Kata petugas, khawatir ada longsor susulan, " imbuh dia.
Longsor yang melanda dukuh Jemblung, Jumat, 12 Desember lalu menyisakan keajaiban. Rumah Fatimah, wanita yang tengah hamil 9 bulan berhasil terhindar dari longsor yang jatuh dari atas bukit, tepat di atas rumahnya. Sementara 56 rumah lain telah rata dengan tanah.
Keajaiban juga terjadi bagi Fatimah yang ditemukan selamat, setelah terendam lumpur sedalam satu meter. Saat kejadian, ibu satu anak itu tengah memetik sayuran di kebun yang berada persis di atas pekarangan rumahnya.
Guru mengaji
Ihwal rumah Fatimah yang berdiri kokoh usai di terjang longsor, beberapa hari terakhir sempat menjadi perbincangan khalayak ramai. Informasi yang dihimpun VIVAnews dari sejumlah warga yang mengetahui seluk beluk desa Jemblung, Fatimah diketahui sebagai guru mengaji.
"Banyak anak-anak yang sering ngaji di rumah Fatimah. Kayak TPQ begitu. Dan Fatimah biasanya yang ngajarin ngaji, " kata Suyoto, warga Karangkobar.
Kini, Fatimah yang tengah hamil 9 bulan harus tinggal di tempat Sanis (70)neneknya, yang tinggal jauh di luar Dukuh Jemblung. Suami, anak, ibu mertua, ayah mertua dan ayah kandungnya telah dinyatakan meninggal dalam bencana maha dahsyat itu.